Dari bahan yang sering terbuang karena dianggap tidak bermanfaat, sebuah ide sederhana lahir untuk menjadi penggerak ekonomi kreatif yang membantu kehidupan banyak keluarga. Bana Sentra, sebuah merek yang berdiri pada Juli 2024, dengan niat mengubah pelepah pisang menjadi bahan kerajinan yang dibentuk menjadi produk yang cantik, dan juga ramah lingkungan.
Ide sederhana ini tumbuh dari mahasiswa STMIK Komputama Majenang, Firdaus Sari Asta, yang merasa resah dengan daerahnya yang sering mengalami bencana banjir. Hal ini dikarenakan banyaknya limbah pelepah pisang yang tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga menjadi sampah yang menumpuk, dan menyumbat aliran. Firdaus mulai bereksperimen mengolah pelepah pisang jadi bahan kerajinan berupa dompet, lanyard, card holder, dan banyak lainnya. Permintaan ternyata datang lebih cepat dari perkiraan, yang membuat pesanan menumpuk dan membutuhkan lebih banyak tenaga untuk produksi.
Dari situlah tim memutuskan untuk menggandeng ibu-ibu sekitar sebagai mitra produksi. Selain untuk menambah tenaga kerja, langkah ini juga didasari oleh semangat memberdayakan potensi lokal yang sering kali terabaikan. Keputusan ini menjadi wujud komitmen sosial mendukung SDGs poin 5 tentang kesetaraan gender. Keterlibatan ibu-ibu diharapkan tidak hanya membuka ruang peningkatan ekonomi keluarga, tetapi juga memperkuat peran mereka dalam pembangunan masyarakat di Kota Cilacap. “Ibu-ibu kami luar biasa, penuh semangat dalam setiap proses produksi,” ungkap Firdaus, Pendiri Bana Sentra. Saat ini Bana Sentra baru melibatkan ibu rumah tangga dalam skala kecil sebanyak 2 orang.
Berawal dari kesederhanaan untuk lingkungan, Bana Sentra berhasil dinobatkan menjadi Best of the Best Bumi Berseru Fest (BBF) 2024. BBF merupakan ajang kolaborasi inovasi ramah lingkungan yang diinisiasi oleh Telkom Indonesia untuk mengajak Masyarakat, komunitas, akademisi, dan UMKM dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk lingkungan. Firdaus menyampaikan, “Program Bumi Berseru Fest benar-benar menjadi titik balik bagi kami. Sebagai pelaku usaha kecil yang berawal dari keresahan lingkungan, kami merasakan betul bagaimana dukungan BBF membuka jalan yang sebelumnya terasa tertutup. Modal dan akses yang kami peroleh bukan sekadar bantuan finansial, tapi juga suntikan semangat untuk terus melangkah. Ke depan, kami ingin terus memperluas dampak, tidak hanya memberdayakan ibu rumah tangga, tapi juga merangkul komunitas disabilitas agar bisa bersama-sama menciptakan produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomi”
Bumi Berseru Fest 2025 kembali hadir dengan semangat yang lebih besar, mengajak masyarakat luas untuk melahirkan inovasi yang berdampak nyata bagi lingkungan. Tahun ini, kompetisi mencakup empat kategori utama: Aksi untuk Bumi, Alam dalam Lensa, Inovasi Eco Produk, serta Teknologi Hijau dan Inovasi Berkelanjutan. Pendaftaran dibuka pada 23 Agustus hingga 30 September 2025, memberikan kesempatan bagi ide-ide terbaik untuk mendapatkan pendanaan dan dukungan pengembangan dengan total ratusan juta rupiah. Melalui BBF, Telkom Indonesia ingin memastikan bahwa langkah-langkah kecil dari komunitas, akademisi, dan UMKM bisa terhubung menjadi gerakan besar untuk menjaga bumi kita. Informasi selengkapnya dapat diakses di bumiberserufest.id.